HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia ( terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel ), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah dihabiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Menghindari Penyakit HIV Aids Ganas merupakan hal yang paling bijak & efektif dilakukan oleh kita, sebab mengobatinya akan lebih lama dan sulit, di Indonesia kasus HIV AIDS merupakan momok yang menakutkan karena penyakit ini bersifat menular. Karena banyaknya orang yang suka gonta – ganti pasangan saat berhuungan seks maupun saling bergantian saat menggunakan jarum suntik adalah salah satu faktor penularannya, bahkan pada awal januari – agustus aja tercatat 27.197 orang diindonesia terjangkit virus HIV Aids. Maka dari itu, Bila terinfeksi oleh HIV akan kehilangan Limfosit T penolong melalui 3 tahapan :
Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD 4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40 - 50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di dalam darah.
Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD 4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD 4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang - orang yang sanagt beresiko tinggi menderita AIDS. 1 - 2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD 4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah dihabiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Menghindari Penyakit HIV Aids Ganas merupakan hal yang paling bijak & efektif dilakukan oleh kita, sebab mengobatinya akan lebih lama dan sulit, di Indonesia kasus HIV AIDS merupakan momok yang menakutkan karena penyakit ini bersifat menular. Karena banyaknya orang yang suka gonta – ganti pasangan saat berhuungan seks maupun saling bergantian saat menggunakan jarum suntik adalah salah satu faktor penularannya, bahkan pada awal januari – agustus aja tercatat 27.197 orang diindonesia terjangkit virus HIV Aids. Maka dari itu, Bila terinfeksi oleh HIV akan kehilangan Limfosit T penolong melalui 3 tahapan :
Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD 4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40 - 50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di dalam darah.
Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD 4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD 4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang - orang yang sanagt beresiko tinggi menderita AIDS. 1 - 2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD 4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah.
Banyak obat yang bisa digunakan untuk menangani infeksi HIV : Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( AZT (zidovudin), ddI (didanosin), ddC (zalsitabin), d4T (stavudin), 3TC (lamivudin), Abakavir ), Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( Nevirapin, Delavirdin, Efavirenz ), Protease inhibitor ( Saquinavir, Ritonavir, Indinavir, Nelfinavir ), Obat tersebut ntuk mencegah reproduksi virus sehingga memperlambat progresivitas penyakit. HIV akan segera membentuk resistensi terhadap obat tersebut bila digunakan secara tunggal. Pengobatan paling efektif adalah kombinasi antara 2 obat / lebih, Kombinasi obat bisa memperlambat timbulnya AIDS pada penderita HIV positif dan memperpanjang harapan hidup, selain itu, apabila Anda ingin semakin menambah sistem imun pada tubuh, Anda bisa melakukan terapi gelombang otak yang nantinya berfungsi untuk memperkuat imun atau sistem kekebalan pada tubuh, selain itu, Terapi ini juga bisa mengaktifkan kembali sel sel organ tubuh yang sudah rusak, karena darah akan mengalir dengan baik saat Anda melakukan Terapi Gelombang Otak.
Tips pencegahan HIV Aids
- Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat
- Tidak gonta ganti pasangan saat seks
- Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis yang Steril
- Menjauhi Segala Bentuk Penggunaan Narkoba
- Tidak Terima Transfusi Darah dari Orang yang Mengidap HIV
- Menganjurkan Wanita Pengidap HIV untuk Tidak Hamil
- Selalu membiasakan hidup sehat dan berhati – hati
Itulah sedikit materi tentang Hiv Aids yang berbahaya bagi tubuh Anda, maka dari itu jauhialah segala sesuatu yang berhubungan dengan HIV Aids, dan apabila Anda terjangkit virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh, silahkan kunjungin www.GelombangOtak.com
Read More »
20.27 | 0
komentar